Penghafal Quran tapi Bermaksiat
Kita menganggap penghafal Quran sebagai Malaikat.
Harus selalu tampak beribadah, dan tak boleh melakukan kesalahan apapun. Padahal, bukankah yang terjaga dari dosa hanyalah para Nabi dan Rasul?
Wahai siapapun kita, Kendatipun Menghafal Al-Qur'an, tidak serta-merta Menjadikan kita setingkat Nabi dan Rasul.
Yang mengherankan, saat melihat penghafal Quran yang bermaksiat, kita sering terburu-buru merendahkan mereka, seolah mereka telah melakukan kesalahan yang tak mungkin diampuni, sembari lupa bahwa para penghafal memiliki kemuliaan yang mestinya tak boleh kita lupakan.
Benar, bahwa menjadi penghafal Quran berarti harus siap menjadi sikap dan prilaku sebagaimana Al-Qur'an. Tapi, bukan berarti bahwa saat terpleset kedalam dosa, para penghafal Quran seketika dianggap hina.
Ah, kadang kita terlalu sinis dengan para penghafal Quran, kita memaklumi orang lain berbuat dosa, tapi tak bisa memaklumi para penghafal Quran yang tergelincir dalam dosa.
Kita memang harus sepakat, bahwa penghafal Quran adalah hamba-hamba Allah yang paling tidak layak melakukan dosa, sebab mereka telah merekam kandungan Al-Qur'an dalam hatinya. Tapi saat sesekali keimanan mereka melemah, lalu terpleset dalam maksiat. Demi Allah, kita tak perlu ikut mejadi hakim.
Tidak cukupkah bagi kita bahwa Allah hakim yang paling adil, sampai-sampai kit merasa perlu menghakimi mereka juga?
Sungguh, muliakanlah para penghafal Quran seperti Allah telah memuliakan mereka. Saat mereka terjatuh nasihatkan mereka sebagaimana mestinya. Jangan jatuhkan harga diri mereka dengan Al-Qur'an yang telah mereka perjuangkan. Karena bagaimanapun, para penghafal Quran adalah manusia biasa seperti yang lain. Kadang kala, keimanan mereka digempur habis-habisan oleh syetan dan bala tentara.
Maksiat yang dilakukan penghafal Quran tak boleh mejadi "legitimasi" Kita untuk merendahkan mereka. Tapi justru , cukuplah itu mejadi pelajaran besar bagi siapapun, bahwa jika para penghafal Quran yang begitu dekat dengan Allah saja bisa tergelincir dalam maksiat maka siapalah kita merasa aman dari syetan yang selalu menggoda?
Apalagi merasa paling benar, diatas kesalahan orang lain.
Jangan-jangan kita telah mengumpulkan dosa yang lebih besar dari maksiat yang mereka lakukan. Sebab, dalam maksiatnya, mereka benar-benar bertaubat dan menyesalinya, sedangkan kita menjadi sombong dan merasa benar, lebih-lebih menjadi angkuh dan berani merendahkan para penghafal Quran.
*Selfreminder*
Untuk para penghafal Quran ingat ini: kalian adalah contoh terbaik pada umat ini. Setiap mata akan memandang dan meneladani hidup kalian. Jika kalian tergelincir, akan ada begitu banyak yang dipertanyakan.
Karena itulah, berjuanglah sekuat tenaga mengamalkan Al-Qur'an. Siap menjadi penghafal Al-Qur'an berarti harus siap mengamalkan Al-Qur'an. Siap menjadi keluarga Allah, berarti harus siap ditegur langsung oleh Allah.
Jadilah penghafal Quran sejati, yang menjadi cahaya bagi orang-orang disekitar kalian. Ingat, Allah telah meninggikan kedudukan kalian, maka jangan sampai kalian merendahkan sendiri dengan kemaksiatan.
Komentar
Posting Komentar