SEBUAH pesan cinta untuk pejuang Quran🤍

Aku banyak dosa...... 


"Universitas muhammadiyah bengkulu"


Jika karena dosa , kau merasa tak pantas , kenanglah kembali kisah Umar bin Khattab. Ia habiskan waktu yang lama menjalani hidup dalam 'Kebodohan', bahkan menguburkan anak hidup-hidup pun dilakukan.

Lalu lantunan surah Thaha yang tak sengaja ia dengar, menelusup masuk bersama cahaya keimanan. Dan, kita semua tahu, kau pun tahu, betapa harum Namanya kini. 


Jika karena dosa, kau merasa tak layak, bukalah kembali kisah Fudhail bin Iyadh. Ulama tersohor yang lebih dahulu dikenal sebagai perampok paling ditakuti. Dan , siapa sangka bahwa ia bertaubat karena satu ayat yang tak sengaja ia dengar saat melakukan kejahatan. 


Duhai.. 

Tak pantas rasanya menolak hidayah ini. Mengapa saat Allah menghendaki-mu menempuh kebesaran melalui kemuliaan Al-Quran, kau justru takluk pada was-was syetan yang menanamkan keragu-raguan itu, yang menjadikan dirimu merasa "tak pantas" Pada diri, hingga melupakan luasnya penerimaan Allah. 
Sambutlah dengan kebahagiaan. Kita semua memang pendosa, kan? Dan, dengarlah bahwa Allah punya panggilan khusus yang patut kita penuhi, "wahai hamba-hambaku yang melampaui batas terhadap diri mereka sendiri, janganlah kami berputus asa dari rahmat Allah. 

Sesungguhnya Allah mengampuni dosa-dosa semuanya. Sungguh, Dialah yang maha pengampun , maha penyayang. " (Qs.Az-Zumar:53) 


Allah menerima siapapun yang berserah


Allah menyambut siapapun yang datang


Allah mengampuni siapapun yang kembali


Allah memaafkan siapapun yang menyesali 


Ia menerima apa adanya, seperti ia menerima Adam hanya dengan satu kalimat penyesalan . 


Kau tahu, para pendosa yang bertaubat, jauh lebih Allah cintai daripada ahli ibadah yang sombong dengan amalnya.

 
Barangkali dosa memang membuatmu merasa tak pantas, tapi jangan pernah menolak undangan dari-Nya. Allah telah mengundangmu melalui kebesaran Al-Quran tidak kah kau hendak memenuhi undangan itu? 
Karena itu, sambutlah dengan kebahagiaan!!


Rumah tahfiz impian
(RTI bengkulu) 










Komentar

Posting Komentar